page.title=Aktivitas page.tags=aktivitas,intent @jd:body
{@link android.app.Activity} adalah sebuah komponen aplikasi yang menyediakan layar yang digunakan pengguna untuk berinteraksi guna melakukan sesuatu, misalnya memilih nomor telepon, mengambil foto, mengirim email, atau menampilkan peta. Tiap aktivitas diberi sebuah jendela untuk menggambar antarmuka penggunanya. Jendela ini biasanya mengisi layar, namun mungkin lebih kecil daripada layar dan mengambang di atas jendela lain.
Sebuah aplikasi biasanya terdiri atas beberapa aktivitas yang terikat secara longgar satu sama lain. Biasanya, satu aktivitas dalam aplikasi ditetapkan sebagai aktivitas "utama", yang ditampilkan kepada pengguna saat membuka aplikasi untuk pertama kali. Tiap aktivitas kemudian bisa memulai aktivitas lain untuk melakukan berbagai tindakan. Tiap kali aktivitas baru dimulai, aktivitas sebelumnya akan dihentikan, namun sistem mempertahankan aktivitas dalam sebuah tumpukan ("back-stack"). Bila sebuah aktivitas baru dimulai, aktivitas itu akan didorong ke atas back-stack dan mengambil fokus pengguna. Back-stack mematuhi mekanisme dasar tumpukan "masuk terakhir, keluar pertama", jadi, bila pengguna selesai dengan aktivitas saat ini dan menekan tombol Back, aktivitas akan dikeluarkan dari tumpukan (dan dimusnahkan) dan aktivitas sebelumnya akan dilanjutkan. (Back-stack dibahas selengkapnya dalam dokumen Tugas dan Back-Stack.)
Bila aktivitas dihentikan karena ada aktivitas baru yang dimulai, aktivitas lama akan diberi tahu tentang perubahan status ini melalui metode callback daur hidupnya. Ada beberapa metode callback yang mungkin diterima aktivitas, karena sebuah perubahan dalam statusnya—apakah sistem sedang membuatnya, menghentikannya, melanjutkannya, atau menghapuskannya—dan masing-masing callback memberi Anda kesempatan melakukan pekerjaan tertentu yang sesuai untuk perubahan status itu. Misalnya, bila dihentikan, aktivitas Anda harus melepas objek besar, seperti koneksi jaringan atau database. Bila aktivitas dilanjutkan, Anda bisa memperoleh kembali sumber daya yang diperlukan dan melanjutkan tindakan yang terputus. Transisi status ini semuanya bagian dari daur hidup aktivitas.
Bagian selebihnya dari dokumen ini membahas dasar-dasar cara membuat dan menggunakan aktivitas, yang meliputi satu pembahasan lengkap tentang cara kerja daur hidup aktivitas, sehingga Anda bisa dengan benar mengelola transisi di antara berbagai status aktivitas.
Untuk membuat sebuah aktivitas, Anda harus membuat subkelas {@link android.app.Activity} (atau subkelasnya yang ada). Dalam subkelas itu, Anda perlu mengimplementasikan metode-metode callback yang dipanggil sistem saat aktivitas bertransisi di antara berbagai status daur hidupnya, misalnya saat aktivitas sedang dibuat, dihentikan, dilanjutkan, atau dimusnahkan. Dua metode callback terpenting adalah:
Ada beberapa metode callback daur hidup lainnya yang harus Anda gunakan untuk memberikan pengalaman pengguna yang mengalir di antara aktivitas dan menangani interupsi tidak terduga yang menyebabkan aktivitas Anda dihentikan dan bahkan dimusnahkan. Semua metode callback daur hidup akan dibahas nanti, di bagian tentang Mengelola Daur Hidup Aktivitas.
Antarmuka pengguna aktivitas disediakan oleh hierarki objek—tampilan yang diturunkan dari kelas {@link android.view.View}. Tiap tampilan mengontrol sebuah ruang persegi panjang tertentu dalam jendela aktivitas dan bisa merespons interaksi pengguna. Misalnya, sebuah tampilan mungkin berupa sebuah tombol yang mengawali suatu tindakan bila pengguna menyentuhnya.
Android menyediakan sejumlah tampilan siap-dibuat yang bisa Anda gunakan untuk mendesain dan mengatur layout. "Widget" adalah tampilan yang menyediakan elemen-elemen visual (dan interaktif) untuk layar, misalnya tombol, bidang teks, kotak cek, atau sekadar sebuah gambar. "Layout" adalah tampilan yang diturunkan dari {@link android.view.ViewGroup} yang memberikan sebuah model layout unik untuk tampilan anaknya, misalnya layout linier, layout grid, atau layout relatif. Anda juga bisa mensubkelaskan kelas-kelas {@link android.view.View} dan {@link android.view.ViewGroup} (atau subkelas yang ada) untuk membuat widget dan layout Anda sendiri dan menerapkannya ke layout aktivitas Anda.
Cara paling umum untuk mendefinisikan layout dengan menggunakan tampilan adalah dengan file layout XML yang disimpan dalam sumber daya aplikasi Anda. Dengan cara ini, Anda bisa memelihara desain antarmuka pengguna Anda secara terpisah dari kode yang mendefinisikan perilaku aktivitas. Anda bisa mengatur layout sebagai UI aktivitas Anda dengan {@link android.app.Activity#setContentView(int) setContentView()}, dengan meneruskan ID sumber daya untuk layout itu. Akan tetapi, Anda juga bisa membuat {@link android.view.View} baru dalam kode aktivitas dan membuat hierarki tampilan dengan menyisipkan {@link android.view.View} baru ke dalam {@link android.view.ViewGroup}, kemudian menggunakan layout itu dengan meneruskan akar {@link android.view.ViewGroup} ke {@link android.app.Activity#setContentView(View) setContentView()}.
Untuk informasi tentang cara membuat antarmuka pengguna, lihat dokumentasi Antarmuka Pengguna.
Anda harus mendeklarasikan aktivitas dalam file manifes agar file itu bisa diakses oleh sistem. Untuk mendeklarasikan aktivitas, bukalah file manifes Anda dan tambahkan sebuah elemen {@code <activity>} sebagai anak elemen {@code <application>} . Misalnya:
<manifest ... > <application ... > <activity android:name=".ExampleActivity" /> ... </application ... > ... </manifest >
Ada beberapa atribut lain yang bisa Anda sertakan dalam elemen ini, untuk mendefinisikan properti misalnya label untuk aktivitas, ikon untuk aktivitas, atau tema untuk memberi gaya ke UI aktivitas. Atribut {@code android:name} adalah satu-satunya atribut yang diperlukan—atribut ini menetapkan nama kelas aktivitas. Setelah Anda mempublikasikan aplikasi, Anda tidak boleh mengubah nama ini, karena jika melakukannya, Anda bisa merusak sebagian fungsionalitas, misalnya pintasan aplikasi (bacalah posting blog berjudul Things That Cannot Change).
Lihat acuan elemen {@code <activity>} untuk informasi selengkapnya tentang cara mendeklarasikan aktivitas Anda dalam manifes.
Elemen {@code <activity>} juga bisa menetapkan berbagai filter intent—dengan menggunakan elemen {@code <intent-filter>} —untuk mendeklarasikan cara komponen aplikasi lain mengaktifkannya.
Bila Anda membuat aplikasi baru dengan Android SDK Tools, aktivitas stub yang dibuat untuk Anda secara otomatis menyertakan filter intent yang mendeklarasikan respons aktivitas pada tindakan "main" (utama) dan harus diletakkan dalam kategori "launcher"). Filter intent terlihat seperti ini:
<activity android:name=".ExampleActivity" android:icon="@drawable/app_icon"> <intent-filter> <action android:name="android.intent.action.MAIN" /> <category android:name="android.intent.category.LAUNCHER" /> </intent-filter> </activity>
Elemen {@code <action>} menetapkan bahwa ini adalah titik masuk "main" ke aplikasi. Elemen {@code <category>} menetapkan bahwa aktivitas ini harus tercantum dalam launcher aplikasi sistem (untuk memungkinkan pengguna meluncurkan aktivitas ini).
Jika Anda bermaksud agar aplikasi dimuat dengan sendirinya dan tidak memperbolehkan aplikasi lain mengaktifkan aktivitasnya, maka Anda tidak memerlukan filter intent lain. Hanya satu aktivitas yang boleh memiliki tindakan "main" dan kategori "launcher", seperti dalam contoh sebelumnya. Aktivitas yang tidak ingin Anda sediakan untuk aplikasi lain tidak boleh memiliki filter intent dan Anda bisa memulai sendiri aktivitas dengan menggunakan intent secara eksplisit (seperti dibahas di bagian berikut).
Akan tetapi, jika ingin aktivitas Anda merespons intent implisit yang dikirim dari aplikasi lain (dan aplikasi Anda sendiri), maka Anda harus mendefinisikan filter intent tambahan untuk aktivitas. Untuk masing-masing tipe intent yang ingin direspons, Anda harus menyertakan sebuah {@code <intent-filter>} yang menyertakan elemen {@code <action>} dan, opsional, sebuah elemen {@code <category>} dan/atau elemen {@code <data>}. Elemen-elemen ini menetapkan tipe intent yang bisa direspons oleh aktivitas Anda.
Untuk informasi selengkapnya tentang cara aktivitas Anda merespons intent, lihat dokumen Intent dan Filter Intent.
Anda bisa memulai aktivitas lain dengan memanggil {@link android.app.Activity#startActivity startActivity()}, dengan meneruskan sebuah {@link android.content.Intent} yang menjelaskan aktivitas yang ingin Anda mulai. Intent menetapkan aktivitas persis yang ingin Anda mulai atau menjelaskan tipe tindakan yang ingin Anda lakukan (dan sistem akan memilih aktivitas yang sesuai untuk Anda, yang bahkan bisa berasal dari aplikasi berbeda). Intent juga bisa membawa sejumlah kecil data untuk digunakan oleh aktivitas yang dimulai.
Saat bekerja dalam aplikasi sendiri, Anda nanti akan sering meluncurkan aktivitas yang dikenal saja. Anda bisa melakukannya dengan membuat intent yang mendefinisikan secara eksplisit aktivitas yang ingin Anda mulai, dengan menggunakan nama kelas. Misalnya, beginilah cara satu aktivitas memulai aktivitas lain bernama {@code SignInActivity}:
Intent intent = new Intent(this, SignInActivity.class); startActivity(intent);
Akan tetapi, aplikasi Anda mungkin juga perlu melakukan beberapa tindakan, misalnya mengirim email, pesan teks, atau pembaruan status, dengan menggunakan data dari aktivitas Anda. Dalam hal ini, aplikasi Anda mungkin tidak memiliki aktivitasnya sendiri untuk melakukan tindakan tersebut, sehingga Anda bisa memanfaatkan aktivitas yang disediakan oleh aplikasi lain pada perangkat, yang bisa melakukan tindakan itu untuk Anda. Inilah saatnya intent benar-benar berharga—Anda bisa membuat intent yang menjelaskan tindakan yang ingin dilakukan dan sistem akan meluncurkan aktivitas yang tepat dari aplikasi lain. Jika ada beberapa aktivitas yang bisa menangani intent itu, pengguna bisa memilih aktivitas yang akan digunakan. Misalnya, jika Anda ingin memperbolehkan pengguna mengirim pesan email, Anda bisa membuat intent berikut:
Intent intent = new Intent(Intent.ACTION_SEND); intent.putExtra(Intent.EXTRA_EMAIL, recipientArray); startActivity(intent);
Ekstra {@link android.content.Intent#EXTRA_EMAIL} yang ditambahkan ke intent adalah sebuah larik string alamat email yang menjadi tujuan pengiriman email. Bila aplikasi email merespons intent ini, aplikasi itu akan membaca larik string yang disediakan dalam ekstra dan meletakkannya dalam bidang "to" pada formulir penulisan email. Dalam situasi ini, aktivitas aplikasi email dimulai dan bila pengguna selesai, aktivitas Anda akan dilanjutkan.
Kadang-kadang, Anda mungkin ingin menerima hasil dari aktivitas yang Anda mulai. Dalam hal itu, mulailah aktivitas dengan memanggil {@link android.app.Activity#startActivityForResult startActivityForResult()} (sebagai ganti {@link android.app.Activity#startActivity startActivity()}). Untuk menerima hasil dari aktivitas selanjutnya nanti, implementasikan metode callback {@link android.app.Activity#onActivityResult onActivityResult()} . Bila aktivitas selanjutnya selesai, aktivitas akan mengembalikan hasil dalam {@link android.content.Intent} kepada metode {@link android.app.Activity#onActivityResult onActivityResult()} Anda.
Misalnya, mungkin Anda ingin pengguna mengambil salah satu kontaknya, sehingga aktivitas Anda bisa melakukan sesuatu dengan informasi dalam kontak itu. Begini caranya membuat intent tersebut dan menangani hasilnya:
private void pickContact() { // Create an intent to "pick" a contact, as defined by the content provider URI Intent intent = new Intent(Intent.ACTION_PICK, Contacts.CONTENT_URI); startActivityForResult(intent, PICK_CONTACT_REQUEST); } @Override protected void onActivityResult(int requestCode, int resultCode, Intent data) { // If the request went well (OK) and the request was PICK_CONTACT_REQUEST if (resultCode == Activity.RESULT_OK && requestCode == PICK_CONTACT_REQUEST) { // Perform a query to the contact's content provider for the contact's name Cursor cursor = getContentResolver().query(data.getData(), new String[] {Contacts.DISPLAY_NAME}, null, null, null); if (cursor.moveToFirst()) { // True if the cursor is not empty int columnIndex = cursor.getColumnIndex(Contacts.DISPLAY_NAME); String name = cursor.getString(columnIndex); // Do something with the selected contact's name... } } }
Contoh ini menunjukkan logika dasar yang harus Anda gunakan dalam metode {@link android.app.Activity#onActivityResult onActivityResult()} Anda untuk menangani hasil aktivitas. Syarat pertama memeriksa apakah permintaan berhasil—jika ya, maka {@code resultCode} akan berupa {@link android.app.Activity#RESULT_OK}—dan apakah permintaan yang direspons hasil ini dikenal—dalam hal ini, {@code requestCode} cocok dengan parameter kedua yang dikirim dengan {@link android.app.Activity#startActivityForResult startActivityForResult()}. Dari sana, kode akan menangani hasil aktivitas dengan membuat query data yang dihasilkan dalam{@link android.content.Intent} (parameter {@code data}).
Yang terjadi adalah {@link android.content.ContentResolver} melakukan query terhadap penyedia konten, yang menghasilkan {@link android.database.Cursor} yang memperbolehkan data query dibaca. Untuk informasi selengkapnya, lihat dokumen Penyedia Konten.
Untuk informasi selengkapnya tentang menggunakan intent, lihat dokumen Intent dan Filter Intent.
Anda bisa mematikan aktivitas dengan memanggil metode {@link android.app.Activity#finish finish()}-nya. Anda juga bisa mematikan aktivitas terpisah yang sebelumnya Anda mulai dengan memanggil {@link android.app.Activity#finishActivity finishActivity()}.
Catatan: Pada umumnya, Anda tidak boleh secara eksplisit mengakhiri aktivitas dengan menggunakan metode-metode ini. Seperti yang dibahas di bagian berikut tentang daur hidup aktivitas, sistem Android mengelola hidup aktivitas untuk Anda, sehingga Anda tidak perlu menyelesaikan sendiri aktivitas tersebut. Memanggil metode-metode ini bisa berpengaruh negatif pada pengalaman pengguna yang diharapkan dan hanya boleh digunakan bila Anda benar-benar tidak ingin pengguna kembali ke instance aktivitas ini.
Mengelola daur hidup aktivitas dengan mengimplementasikan metode-metode callback sangat penting untuk mengembangkan aplikasi yang kuat dan fleksibel. Daur hidup aktivitas dipengaruhi langsung oleh kaitannya dengan aktivitas lain, tugasnya, serta back-stack.
Pada dasarnya, sebuah aktivitas bisa berada dalam tiga status:
Jika aktivitas dihentikan sementara atau dihentikan, sistem bisa mengeluarkannya dari memori baik dengan memintanya agar diakhiri (memanggil metode {@link android.app.Activity#finish finish()}-nya), atau sekadar mematikan prosesnya. Bila dibuka lagi (setelah diakhiri atau dimatikan), aktivitas harus dibuat dari awal.
Saat bertransisi ke dalam dan ke luar berbagai status yang dijelaskan di atas, aktivitas diberi tahu melalui berbagai metode callback. Semua metode callback adalah sangkutan yang bisa Anda kesampingkan untuk melakukan pekerjaan yang sesuai saat status aktivitas Anda berubah. Aktivitas skeleton berikut menyertakan setiap metode daur hidup mendasar:
public class ExampleActivity extends Activity { @Override public void {@link android.app.Activity#onCreate onCreate}(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState); // The activity is being created. } @Override protected void {@link android.app.Activity#onStart onStart()} { super.onStart(); // The activity is about to become visible. } @Override protected void {@link android.app.Activity#onResume onResume()} { super.onResume(); // The activity has become visible (it is now "resumed"). } @Override protected void {@link android.app.Activity#onPause onPause()} { super.onPause(); // Another activity is taking focus (this activity is about to be "paused"). } @Override protected void {@link android.app.Activity#onStop onStop()} { super.onStop(); // The activity is no longer visible (it is now "stopped") } @Override protected void {@link android.app.Activity#onDestroy onDestroy()} { super.onDestroy(); // The activity is about to be destroyed. } }
Catatan: Implementasi Anda terhadap metode-metode daur hidup ini harus selalu memanggil implementasi superkelas sebelum melakukan pekerjaan apa pun, seperti yang ditampilkan dalam contoh-contoh di atas.
Bersama-sama, semua metode ini mendefinisikan seluruh daur hidup sebuah aktivitas. Dengan mengimplementasikan metode-metode ini, Anda bisa memantau tiga loop tersarang (nested loop) dalam daur hidup aktivitas:
Masa pakai terlihat (visible lifetime) aktivitas berlangsung antara panggilan ke {@link android.app.Activity#onStart onStart()} dan panggilan ke {@link android.app.Activity#onStop onStop()}. Selama ini, pengguna bisa melihat aktivitas pada layar dan berinteraksi dengannya. Misalnya, {@link android.app.Activity#onStop onStop()} dipanggil bila sebuah aktivitas baru dimulai dan aktivitas ini tidak lagi terlihat. Di antara dua metode ini, Anda bisa memelihara sumber daya yang diperlukan untuk menampilkan aktivitas kepada pengguna. Misalnya, Anda bisa mendaftarkan sebuah {@link android.content.BroadcastReceiver} dalam {@link android.app.Activity#onStart onStart()} untuk memantau perubahan yang berdampak pada UI Anda, dan mencabut pendaftarannya dalam {@link android.app.Activity#onStop onStop()} bila pengguna tidak bisa lagi melihat apa yang sedang Anda tampilkan. Sistem bisa memanggil {@link android.app.Activity#onStart onStart()} dan {@link android.app.Activity#onStop onStop()} beberapa kali selama masa pakai aktivitas, sambil aktivitas berganti-ganti antara terlihat dan tersembunyi bagi pengguna.
Masa pakai latar depan aktivitas berlangsung antara panggilan ke {@link android.app.Activity#onResume onResume()} dan panggilan ke {@link android.app.Activity#onPause onPause()}. Selama waktu ini, aktivitas berada di depan semua aktivitas lain pada layar dan mendapatkan fokus input pengguna. Aktivitas bisa sering bertransisi ke dalam dan ke luar latar depan—misalnya, {@link android.app.Activity#onPause onPause()} dipanggil bila perangkat masuk ke mode tidur atau bila dialog muncul. Karena status ini bisa sering bertransisi, kode dalam dua metode ini harus cukup ringan untuk menghindari transisi lamban yang membuat pengguna menunggu.
Gambar 1 mengilustrasikan loop dan path yang mungkin diambil sebuah aktivitas di antara status-status. Persegi panjang mewakili metode callback yang bisa Anda implementasikan untuk melakukan operasi saat aktivitas bertransisi di antara status.
Metode-metode callback daur hidup yang sama tercantum dalam tabel 1, yang menjelaskan setiap metode callback secara lebih detail dan menentukan lokasinya masing-masing dalam daur hidup aktivitas keseluruhan, termasuk apakah sistem bisa mematikan aktivitas setelah metode callback selesai.
Metode | Keterangan | Bisa dimatikan setelahnya? | Berikutnya | ||
---|---|---|---|---|---|
{@link android.app.Activity#onCreate onCreate()} |
Dipanggil saat aktivitas pertama kali dibuat.
Di sinilah Anda harus melakukan semua persiapan statis normal —
membuat tampilan, mengikat data ke daftar, dan sebagainya. Metode ini diberi
sebuah objek Bundle yang berisi status aktivitas sebelumnya, jika
status itu tertangkap (lihat Menyimpan Status Aktivitas,
nanti).
Selalu diikuti oleh {@code onStart()}. |
Tidak | {@code onStart()} | ||
{@link android.app.Activity#onRestart
onRestart()} |
Dipanggil setelah aktivitas dihentikan, tepat sebelum
dimulai lagi.
Selalu diikuti oleh {@code onStart()} |
Tidak | {@code onStart()} | ||
{@link android.app.Activity#onStart onStart()} |
Dipanggil tepat sebelum aktivitas menjadi terlihat bagi pengguna.
Diikuti oleh {@code onResume()} jika aktivitas maju ke latar depan, atau {@code onStop()} jika menjadi tersembunyi. |
Tidak | {@code onResume()} atau {@code onStop()} |
||
{@link android.app.Activity#onResume onResume()} |
Dipanggil tepat sebelum aktivitas mulai
berinteraksi dengan pengguna. Pada titik ini, aktivitas berada di
puncak tumpukan aktivitas, dengan input pengguna menuju kepadanya.
Selalu diikuti oleh {@code onPause()}. |
Tidak | {@code onPause()} | ||
{@link android.app.Activity#onPause onPause()} |
Dipanggil bila sistem akan memulai pelanjutan
aktivitas lain. Metode ini biasanya digunakan untuk menerapkan (commit) perubahan yang tidak tersimpan pada
data persisten, menghentikan animasi dan hal-hal lain yang mungkin menghabiskan
CPU, dan sebagainya. Metode ini harus melakukan apa saja yang dilakukannya dengan sangat cepat, karena
aktivitas berikutnya tidak akan dilanjutkan hingga aktivitas ini kembali.
Diikuti oleh {@code onResume()} jika aktivitas kembali ke depan, atau oleh {@code onStop()} jika menjadi tidak terlihat bagi pengguna. |
Ya | {@code onResume()} atau {@code onStop()} |
||
{@link android.app.Activity#onStop onStop()} |
Dipanggil bila aktivitas tidak lagi terlihat bagi pengguna. Hal ini
bisa terjadi karena aktivitas sedang dimusnahkan, atau karena aktivitas lain
(aktivitas yang ada atau yang baru) telah dilanjutkan dan sedang menutupinya.
Diikuti oleh {@code onRestart()} jika aktivitas kembali untuk berinteraksi dengan pengguna, atau oleh {@code onDestroy()} jika aktivitas ini akan menghilang. |
Ya | {@code onRestart()} atau {@code onDestroy()} |
||
{@link android.app.Activity#onDestroy
onDestroy()} |
Dipanggil sebelum aktivitas dimusnahkan. Inilah panggilan terakhir
yang akan diterima aktivitas. Metode ini bisa dipanggil karena
aktivitas selesai (seseorang memanggil {@link android.app.Activity#finish
finish()} padanya), atau karena sistem memusnahkan sementara
instance aktivitas ini untuk menghemat tempat. Anda bisa membedakan
kedua skenario ini dengan metode {@link
android.app.Activity#isFinishing isFinishing()} . |
Ya | tidak ada |
Kolom berlabel "Bisa dimatikan setelahnya?" menunjukkan apakah sistem bisa atau tidak mematikan proses yang menjadi host aktivitas kapan saja setelah metode kembali, tanpa menjalankan baris lain pada kode aktivitas. Tiga metode ini ditandai "ya": ({@link android.app.Activity#onPause onPause()}, {@link android.app.Activity#onStop onStop()}, dan {@link android.app.Activity#onDestroy onDestroy()}). Karena {@link android.app.Activity#onPause onPause()} adalah yang pertama dari tiga, begitu aktivitas dibuat, {@link android.app.Activity#onPause onPause()} adalah metode terakhir yang dipastikan akan dipanggil sebelum proses bisa dimatikan—jika sistem harus memulihkan memori dalam keadaan darurat, maka {@link android.app.Activity#onStop onStop()} dan {@link android.app.Activity#onDestroy onDestroy()} mungkin tidak dipanggil. Karena itu, Anda harus menggunakan {@link android.app.Activity#onPause onPause()} untuk menulis data persisten yang penting (misalnya hasil edit pengguna) ke penyimpanan. Akan tetapi, Anda harus selektif dalam hal informasi yang harus dipertahankan selama {@link android.app.Activity#onPause onPause()}, karena setiap prosedur pemblokiran dalam metode ini akan memblokir transisi ke aktivitas berikutnya dan memperlambat pengalaman pengguna.
Metode-metode yang ditandai "Tidak" dalam kolom Bisa dimatikan melindungi proses yang menjadi host aktivitas dari dimatikan sejak saat metode dipanggil. Jadi, aktivitas bisa dimatikan sejak {@link android.app.Activity#onPause onPause()} kembali hingga waktu {@link android.app.Activity#onResume onResume()} dipanggil. Aktivitas tidak akan lagi bisa dimatikan hingga {@link android.app.Activity#onPause onPause()} dipanggil lagi dan kembali.
Catatan: Aktivitas yang tidak "bisa dimatikan" secara teknis oleh definisi dalam tabel 1 masih bisa dimatikan oleh sistem—namun itu hany terjadi dalam situasi ekstrem bila tidak ada jalan lain. Kapan aktivitas bisa dimatikan akan dibahas selengkapnya dalam dokumen Proses dan Threading.
Pengantar untuk Mengelola Daur Hidup Aktivitas secara ringkas menyebutkan bahwa bila aktivitas dihentikan sementara atau dihentikan, status aktivitas akan dipertahankan. Hal itu terjadi karena objek {@link android.app.Activity} masih ditahan dalam memori saat aktivitas dihentikan sementara atau dihentikan—semua informasi tentang anggota dan statusnya saat ini masih hidup. Jadi, setiap perubahan yang dibuat pengguna dalam aktivitas akan dipertahankan sehingga bila aktivitas kembali ke latar depan (bila "dilanjutkan"), perubahan itu masih ada.
Akan tetapi, bila sistem memusnahkan aktivitas untuk memulihkan memori, objek {@link android.app.Activity} akan dimusnahkan, sehingga sistem tidak bisa sekadar melanjutkan aktivitas dengan status tidak berubah. Sebagai gantinya, sistem harus membuat ulang objek {@link android.app.Activity} jika pengguna menyusuri kembali ke aktivitas tersebut. Namun, pengguna tidak menyadari bahwa sistem memusnahkan aktivitas dan membuatnya kembali dan, karena itu, mungkin mengharapkan aktivitas untuk sama persis dengan sebelumnya. Dalam situasi ini, Anda bisa memastikan bahwa informasi penting tentang status aktivitas tetap terjaga dengan mengimplementasikan metode callback tambahan yang memungkinkan Anda menyimpan informasi tentang status aktivitas: {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()}.
Sistem memanggil {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} sebelum membuat aktivitas rawan terhadap pemusnahan. Sistem meneruskan ke metode ini sebuah {@link android.os.Bundle} tempat Anda bisa menyimpan informasi status tentang aktivitas sebagai pasangan nama-nilai, dengan menggunakan metode-metode misalnya {@link android.os.Bundle#putString putString()} dan {@link android.os.Bundle#putInt putInt()}. Kemudian, jika sistem mematikan proses aplikasi Anda dan pengguna menyusuri kembali ke aktivitas tersebut, sistem akan membuat kembali aktivitas dan meneruskan {@link android.os.Bundle} ke {@link android.app.Activity#onCreate onCreate()} maupun {@link android.app.Activity#onRestoreInstanceState onRestoreInstanceState()}. Dengan menggunakan salah satu metode ini, Anda bisa mengekstrak status tersimpan dari {@link android.os.Bundle} dan memulihkan status aktivitas. Jika tidak ada informasi status untuk dipulihkan, maka {@link android.os.Bundle} yang diteruskan kepada adalah Anda null (yang akan terjadi bila aktivitas dibuat untuk pertama kali).
Catatan: Tidak ada jaminan bahwa {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} akan dipanggil sebelum aktivitas Anda dimusnahkan, karena bisa saja terjadi aktivitas tidak perlu menyimpan status (misalnya saat pengguna meninggalkan aktivitas Anda dengan menggunakan tombol Back, karena pengguna menutup aktivitas secara eksplisit ). Jika sistem memanggil {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()}, ini akan dilakukan sebelum {@link android.app.Activity#onStop onStop()} dan mungkin sebelum {@link android.app.Activity#onPause onPause()}.
Akan tetapi, sekalipun Anda tidak melakukan apa-apa dan tidak mengimplementasikan {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()}, beberapa status aktivitas akan dipulihkan oleh implementasi default {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} dalam kelas {@link android.app.Activity}. Khususnya, implementasi default akan memanggil metode {@link android.view.View#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} yang sesuai untuk setiap {@link android.view.View} dalam layout, yang memungkinkan setiap tampilan untuk memberi informasi tentang dirinya yang harus disimpan. Hampir setiap widget dalam kerangka kerja Android mengimplementasikan metode ini sebagaimana mestinya, sehingga setiap perubahan yang terlihat pada UI akan disimpan dan dipulihkan secara otomatis bila aktivitas Anda dibuat kembali. Misalnya, widget {@link android.widget.EditText} menyimpan teks apa saja yang dimasukkan oleh pengguna dan widget {@link android.widget.CheckBox} menyimpan baik teks itu diperiksa maupun tidak. Satu-satunya pekerjaan yang Anda perlukan adalah memberikan ID unik (dengan atribut {@code android:id} ) untuk masing-masing widget yang ingin disimpan statusnya. Jika widget tidak memiliki ID, maka sistem tidak bisa menyimpan statusnya.
Anda juga bisa menghentikan secara eksplisit sebuah tampilan dalam layout Anda agar tidak menyimpan statusnya dengan mengatur atribut {@link android.R.attr#saveEnabled android:saveEnabled} ke {@code "false"} atau dengan memanggil metode {@link android.view.View#setSaveEnabled setSaveEnabled()}. Biasanya, Anda tidak boleh menonaktifkannya, namun Anda boleh melakukannya jika ingin memulihkan status UI aktivitas secara berbeda.
Walaupun implementasi default {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} menyimpan informasi yang berguna tentang UI aktivitas, Anda mungkin masih perlu mengesampingkannya untuk menyimpan informasi tambahan. Misalnya, Anda mungkin perlu menyimpan nilai-nilai anggota yang berubah selama masa pakai aktivitas (yang mungkin berkorelasi dengan nilai-nilai yang dipulihkan dalam UI, namun anggota-anggota yang menyimpan nilai-nilai UI itu tidak dipulihkan, secara default).
Karena implementasi default {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} membantu menyimpan status UI, jika Anda mengesampingkan metode ini untuk menyimpan informasi tambahan status, Anda harus selalu memanggil implementasi superkelas {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} sebelum melakukan pekerjaan apa pun. Demikian pula, Anda juga harus memanggil implementasi superkelas {@link android.app.Activity#onRestoreInstanceState onRestoreInstanceState()} jika Anda mengesampingkannya, sehingga implementasi default bisa memulihkan status tampilan.
Catatan: Karena {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} tidak dijamin akan dipanggil, Anda harus menggunakannya hanya untuk mencatat status aktivitas sementara (transient) (status UI)—Anda tidak boleh menggunakannya untuk menyimpan data persisten. Sebagai gantinya, Anda harus menggunakan {@link android.app.Activity#onPause onPause()} untuk menyimpan data persisten (misalnya data yang harus disimpan ke database) saat pengguna meninggalkan aktivitas.
Salah satu cara yang baik untuk menguji kemampuan aplikasi dalam memulihkan statusnya adalah cukup dengan memutar perangkat sehingga orientasi layarnya berubah. Bila orientasi layar berubah, sistem akan memusnahkan dan membuat kembali aktivitas untuk menerapkan sumber daya alternatif yang mungkin tersedia untuk konfigurasi layar baru. Karena alasan ini saja, sangat penting bahwa aktivitas Anda memulihkan statusnya secara lengkap saat dibuat kembali, karena pengguna memutar layar secara rutin saat menggunakan aplikasi.
Sebagian konfigurasi perangkat bisa berubah saat runtime (misalnya orientasi layar, ketersediaan keyboard , dan bahasa). Bila terjadi perubahan demikian, Android akan membuat kembali aktivitas yang berjalan (sistem akan memanggil {@link android.app.Activity#onDestroy}, kemudian segera memanggil {@link android.app.Activity#onCreate onCreate()}). Perilaku ini didesain untuk membantu aplikasi Anda menyesuaikan diri dengan konfigurasi baru dengan cara memuat ulang aplikasi Anda secara otomatis dengan sumber daya alternatif yang telah Anda sediakan (misalnya layout yang berbeda untuk layar orientasi dan ukuran yang berbeda).
Jika Anda mendesain aktivitas dengan benar untuk menangani restart karena perubahan orientasi layar dan memulihkan status aktivitas seperti yang dijelaskan di atas, aplikasi Anda akan lebih tahan terhadap kejadian tidak terduga lainnya dalam daur hidup aktivitas.
Cara terbaik menangani restart tersebut adalah menyimpan dan memulihkan status aktivitas Anda dengan menggunakan {@link android.app.Activity#onSaveInstanceState onSaveInstanceState()} dan {@link android.app.Activity#onRestoreInstanceState onRestoreInstanceState()} (atau {@link android.app.Activity#onCreate onCreate()}), seperti yang dibahas di bagian sebelumnya.
Untuk informasi selengkapnya tentang konfigurasi perubahan yang terjadi saat program berjalan dan cara menanganinya , bacalah panduan untuk Menangani Perubahan Runtime.
Bila suatu aktivitas memulai aktivitas lain, keduanya akan mengalami transisi daur hidup. Aktivitas pertama akan berhenti sementara dan berhenti sama sekali (walau tidak akan berhenti jika masih terlihat di latar belakang), saat aktivitas lain dibuat. Jika aktivitas-aktivitas ini berbagi data yang disimpan ke disk atau di tempat lain, Anda perlu memahami bahwa aktivitas pertama tidak dihentikan sepenuhnya sebelum aktivitas kedua dibuat. Sebagai gantinya, proses akan memulai aktivitas kedua secara tumpang tindih dengan proses penghentian aktivitas pertama.
Urutan callback daur hidup didefinisikan dengan baik, khususnya bila kedua aktivitas berada dalam proses yang sama dan salah satunya memulai yang lain. Berikut ini adalah urutan operasi yang terjadi bila Aktivitas A memulai Aktivitas B:
Urutan callback daur hidup yang bisa diramalkan ini memungkinkan Anda mengelola transisi informasi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Misalnya, jika Anda harus menulis ke database saat aktivitas pertama berhenti agar aktivitas berikutnya bisa membacanya, maka Anda harus menulis ke database selama {@link android.app.Activity#onPause onPause()} sebagai ganti selama {@link android.app.Activity#onStop onStop()}.